Senin, 12 September 2016

serba-serbi guru paud

hayoo... siapa yang mau jadi guru PAUD?
          Asyik siih...tapi pedih, karena satu-satunya cara menikmati menjadi guru pendidik PAUD memang harus banyak bersyukur, betapa sebenarnya penghasilan seorang guru wiyata bhakti tidaklah sebanding dengan perjuangan yang dijalaninya setiap hari. percaya gak nih.. masih ada guru yang berpenghasilan hanya 200 ribu perak perbulan dan hari-hari yang dilaluinya penuh dengan dengan warna. diawali menyambut anak-anak dengan senyum adalah kewajiban harus dijalaninya kalo tidak mau dicuekin anak-anak. kemudian selalu bersikap manis agar anak merasa nyaman, dan membersihkan ketika anak didik kita BAB atau BAK. (.bisa dibayanginkan? )  tapi itulah indahnya pendidik, ketika berangkat dari rumah dengan sejuta masalah namun begitu melihat anak-anak yang lucu serasa hilang masalah yang menggajal.
tapi saat (sampai dirumah lagi) yaa tetap aja ngganjal ada yg ngganjal...hehehe.. becandaa.

         guru PAUD adalah idola, apa yang terjadi disekolah akan direkam baik-baik oleh anak-anak mungil itu,bahkan kalo kita bicara salahpun mereka merekamnya dengan baik, tanpa tersisa. maka sangat disayangkan ketika melihat guru mengajar didepan kelas dengan cara duduk dimeja, maka ketika pulang pasti deh bibir mungil itu akan bilang kalo bugurunya duduk dimeja, atau bila terlalu sering sms wah...jangan harap bisa menjadi rahasia.

         begitulah menjadi guru PAUD, disekolah banyak sekali kamera yang melihatnya, untuk kemudian bisa diceriterakan kepada siapapun ketika anak ditanya. namun sekarang guru PAUD diperhatikan pemerintah adanya insentif meski tidak seberapa tapi itu seperti air dipadangpasir, menyejukkan,

          bagiku guru baik banyak sekali pahalanya,  mendidik anak-anak harapan bangsa, meski kelihatannya menyanyi dan bertepuk namun sesungguhnya itulah senjata pamungkas guru PAUD. dengan menyanyi materi yang disampaikan cepat sekali terserap, mengajarkan huruf dengan menyanyi, mengajarkan warna, bentuk apa saja dengan menyanyi bertepuk. disamping itu nak-anak paling senang dengan cerita, apalagi bila ceriteranya menarik, pasti deh anak suka.

ayo siapa yang mau jadi guru PAUD?

manajemen PAUD (KB) TUHFATUL ATHFAL

MANAJEMEN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
(KB) TUHFATUL ATHFAL

                 Seperti halnya dengan suatu orgaisasi bahwa untuk menjalankan suatu organisasi perlunya suatu manajemen organisasi, begitu pula pendidikan anak usia dini  PAUD (KB) TUHFATUL ATHFAL juga memerlukan manajemen untuk mengatur supaya lembaga dapat berjalan dengan baik.

         Manajemen PAUD (KB) TUHFATUL ATHFAL dilaksanakan sesuai dengan fungsi manajemen yaitu :

1.Perencanaan

2.Pengorganisasian

3.Kepemimpian atau actuating

4.Pengendalian/ Evaluasi

Dan Penjabaranya adalah:

            Perencanaan: meliputi merencanakan bagaimana struktur, apa apa yang akan dilakukan dalam mengelola PAUD dengan dilandasi dasar – dasar pembuatan/pendidrian PAUD pada umumnya serta stadndarisasi PAUD yang telah ditetapkan oleh pemerintah secara umum.

Perencanaan paud seperti:

a.    Merencanakan pendirian serta pola-pola kerja sama yang dengan pihak-pihak yang terkait    
       dengan pelaksanaan sekolah PAUD (KB) TUHFATUL ATHFAL

b.   Menyiapkan surat izin kelembagaan beserta persyaratannya. dan terus meng (update) izin 
      operasional sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

c.   Mengadakan perekrutan guru untuk PAUD sesuai dengan standarisasi guru pendidik 4                
      kompetensi:    akademik, professional, personal, dan sosiointerpersonal (social). namun untuk hal       ini PAUD (KB)   TUHFATUL ATHFAL melekukan standarisasi guru secara bertahap  diseleksi         disesuaikan dengan SDM di wilayah Jorong Bukit Mindawa secara umum. 
   
Standar-standar seleksi tersebut misalnya:
                        - Umur - Keterampilan Komunikasi
                        - Kesehatan fisik - Motivasi
                        - Pendidikan - Minat
                        - Pengalaman - Sikap dan nialai-nilai
                        - Tujuan-tujuan - Kesehatan mental
                        - Penampilan - Kepantasan bekerja di Dunia Pendidikan
                        - Pengetahuan Umum - Faktor lain yang ditetapkan penguasa

d  .Mengadakan perekrutan anak usia dini yang akan mengikuti PAUD.

e.  Mengenalkan anak pada lingkungan dimana mereka akan belajar.

f.  Merencanakan bagaimana atau kurikulum yang akan digunakan dalam PAUD.

g.  Merencanakan strategi dalam pembelajaran secara umum.

h.  Merencanakan evaluasi belajar.

i.  Merencanakan pengadaan tindak lanjut dari hasil evaluasi.

              Setelah diadakan perencanaan yaitu langkah selanjutnya pengorganisasian, pengorganisasian adalah pengelompokan sesuai dengan bidangnya atau sesuai dengan yang dibutuhkan dalam kelancaran proses belajar mengajar di  PAUD (KB) Tuhfatul Athfal.
            Pengorganisasian meliputi: 
     Mengelompokkan guru yang akan mengajar siswa dengan usia misalkan 3-4th, 5-6th, mengelompokkan siswa dengan anak laki-laki sendiri, anak perempuan sendiri duduknya lebih baik dipisah atau bagaimana, pengelompokan piket anak suapa anak dapat mengenal istilah bersih itu sehat.
         Langkah atau fungsi manajemen selanjutnya adalah pengolahan, kepemimpian, actuating. Yaitu dalam langkah inilah terlaksananya/berlangsungnya proses belajar mengajar PAUD dengan sesuai prosedur yang telah dibangun bersama dengan tetap memperhatikan tujuan utama dalam PAUD.

     Langkah yang terakir adalah pengendalian/controlling/evakluasi, dengan semua keinginan, rencana telah terlaksana maka tetap harus diadakan pengendalian/evaluasi dimana untuk mengetahui tingkat keberhasilan serta untuk tidakan selanjutnya apabila ada suatu masalah dalam proses atau sebagainya. untuk hal ini, perlu adanya kerjasama dengan wali murid.

Demikian usaha-usaha yang terus dilakukan oleh lembaga PAUD (KB) TUHFATUL ATHFAL dalam  upaya meningkatkan mutu serta mewujudkan visi dan misi dari pendirian lembaga.

Jumat, 09 September 2016

Bermain, Cara asyik membuat sikecil lebih cerdas

Bermain diluar ruangan
(KB.Tuhfatul Athfal)


BERMAIN.....

Merupakan kebahagiaan yang luar biasa dirasakan anak-anak kita, ketika mendapatkan perhatian dari orang-orang terdekat mereka. Termasuk kita sebagai ayah,bunda ataupun guru mereka.
Bermain bersama adalah salah satu bentuk perhatian yang mudah dilakukan, namun kadang kita tidak dapat (mau/sempat) melakukannya. Dengan alasan pekerjaan yang bertumpuk dan kesibukan yang padat menyebabkan kita kurang memperhatikan hal ini.
Ketika anak menunjukkan mainan yang baru dibuatnya, biasanya akan terlontar kalimat, "Sudah sana...Ayah/Ibu sedang repot", sambil mengibaskan tangan. Ungkapan itu bagi kita seakan bermain bagi anak tidak ada manfaatnya, membuang waktu sia-sia dan melakukan kegiatan percuma. Namun, benarkah anggapan tersebut?
Barangkali ada baiknya bila kita renungkan kembali kemampuan-kemampuan yang saat ini kita kuasai. Bukankah berbagai kompetensi yang saat ini kita kuasai adalah buah dari proses panjang, tahap demi tahap, yang kita mulai semenjak kecil? Salah satu proses yang pernah kita lalui adalah bermain.
Sebagai orang tua tentu kita menginginkan anak-anak berkembang spiritualnya, emosi, intelegensi, serta fisiknya. Salah satu stimulasi yang dapat mendorong hal ini adalah dengan bermain.  Oleh karena itu seyogyanya kita memberikan kesempatan bermain, menjadi teman bermain dan menjadi motivator bagi mereka.
Dengan bermain bersama antara orang tua dan anak akan tercipta hubungan yang sangat erat. Hubungan yang erat ini akan melahirkan anak-anak yang berani bereksplorasi dalam mewujudkan ide dan gagasannya, mudah bergaul dengan teman-temannya dan selalu optimis serta gembira.
bermain didalam ruangan
(KB Tuhfatul Athfal)
ANAK BELAJAR DENGAN CARA BERMAIN              
Kadang kita berkata kepada anak-anak kita " Ayo belajar, jangan bermain terus " atau dengan kalimat-kalimat lain yang maksudnya sama. Ungkapan yang berkonotasi mengkontradisikan antara bermain dan belajar ini semestinya kurang tepat, meskipun ada pula permainan yang tidak mendidik, bahkan mengancam perkembangan jiwa dan fisik anak-anak kita. Contohnya adalah menonton tayangan kekerasan atau horor, adu jengkerik, bermain petasan dan lain sebagainya.
Memang secara akademis, pengertian bermain dan belajar adalah dua hal yang berbeda. Kemampuan akademis/kognitif seperti membaca, menulis dan berhitung biasa diberikan di bangku sekolah, sedangkan ketrampilan kerjasama, berimajinasi, bersosialisasi banyak didapatkan melalui aktivitas bermain. Tetapi bukan tidak mungkin kedua hal ini digabungkan, karena sekarang bisa kita temui kegiatan membaca, menulis dan berhitung yang dikemas dalam kegiatan bermain yang menyenangkan, sehingga tidak membosankan. Dengan demikian, belajar dan bermain bagi anak-anak nyaris tidak ada bedanya, karena memang lewat bermainlah anak-anak usia dini belajar tentang kehidupan.
Bagi anak-anak, bermain bukan sekedar hiburan ( entertainment ) namun lebih dari itu, yaitu berlatih menguasai dasar-dasar kecakapan hidup ( life skills ) yang akan berguna bagi perkembangan jiwa dan raga mereka. Ayah-Bunda, jika kita cabut anak-anak kita dari dunia bermainnya terlalu dini, maka kelak akan kita dapati adalah  orang-orang dewasa yang kekanak-kanakan.

   PRINSIP BERMAIN

Mendidik/ Bermanfaat
Bermain akan bernilai positif jika mengandung nilai pendidikan. Seperti mengembangkan kemampuan motorik ( halus dan kasar ), melatih verbal, latihan sosialisasi, mengembangkan emosi, melatih kecerdasan, terapi psikis, mengembangkan kreativitas, melatih matematika, dll.

Menarik
Cara mengajak bermain anak-anak haruslah kita sampaikan dengan bahasa, intonasi dan mimik muka yang ekspresif dan menanpakkan kegembiraan. Bentuk mainan yang lucu dan unik juga cara bermain yang jenaka akan menjadi daya tarik anak. Karena itu bermain harus bervariasi ( tidak monoton ) agar menambah pengalaman baru mereka. Semakin kaya anak-anak dengan pengalaman main maka akan semakin baik perkembangan mereka.Relevan
Dalam tingkat perkembangan usianya, anak-anak mempunyai kemampuan yang berbeda. Memilih permainan yang tepat dengan usia anak-anak akan berdampak positif bagi perkembangan anak-anak.

Sederhana
Bermain tidak harus dengan sarana yang mahal dan cara bermain yang rumit. Dengan memanfaatkan bahan-bahan di sekitar rumah, kita dapat mengajak anak-anak untuk bermain. Begitu banyak bahan-bahan untuk bermain di sekitar kita yang dapat dimanfaatkan untuk sarana bermain, seperti biji-bijian yang diisikan ke dalam botol plastik untuk bermain alat perkusi dengan si 3 tahun, bermain matematika dengan si 4 tahun dengan memanfaatkan kancing atau biji atau kerikil, dsb.

Aman
Menonton kekerasan di televisi, baik sengaja atau tidak sengaja akan berdampak negatif bagi perkembangan psikis dan perilaku anak-anak kita. Bermain layang-layang di jalan, bermain pisau tajam, bermain  petasan, botol kaca atau bahan kimia berbahaya tanpa pengawasan juga perlu dihindari. Tentu dengan sikap yang arif, mereka dapat dialihkan pada permainan yang aman, baik bagi jiwa maupun fisiknya.
Piaget, seorang psikolog perkembangan mengatakan bahwa bermain bukan saja mencerminkan perkembangan kognisi anak, tetapi juga memberikan sumbangan terhadap perkembangan kognisi itu sendiri. Anak-anak yang bermain sesungguhnya mereka sedang membangun dunianya. Sebagai orang tua semestinya kita patut bersyukur dan bangga atas kreatifitas mereka.
Perhatian, dukungan, perhatian dan pengakuan kita sebagai orang tua akan turut membangun kepercayaan diri dan mengembangkan kemampuan mereka. Sehingga hal ini akan menjadi modal penting untuk menapaki hari-hari mereka berikutnya.
Nah, ayah-bunda selamat bermain bersama anak-anak kita, semoga kedekatan emosi antara kita dengan anak-anak kita akan semakin terjaga….

Hidup Anak Usia Dini Indonesia…………